Jumat, 18 Januari 2013

PROFESI KEPENDIDIKAN



Pengertian Profesi Kependidikan   
            Profesi adalah suatu pekerjaan yang memerlukan pengetahuan dan keterampilan yang berkualitas tinggi dalam mengabdi untuk mencapai kesejahteraan. Profesi adalah pekerjaan namun tidak semua pekerjaan adalah profesi. Profesi mempunyai karakter sendiri yang membedakannya dengan pekerjaan lain seperti mempunyai keterampilan yang berdasarkan pada pengetahuan teoritis. Professional banyak diartikan mempunyai pengetahuan teoritis yang ekstensif dan memiliki keterampilan yang berdasar pada pengetahuan dan bias diterapkan pada praktek.
   2.2  Evaluasi
            Evaluasi adalah proses penilaian yang dilakukan pada anak usia dini untuk menilai bagaimana kondisi anak itu, dapat atau tidak mengerjakan sesuatu hal dan mampu atau tidak bersosialisasi dengan teman sepermainannya. Dalam mengadakan sebuah evaluasi yang akan dibahas dalam evaluasi itu yakni:
·           Apa yang menjadi bahan evaluasi pada anak?
·            Bagaimana proses evaluasi itu dilakukan ?
·           Kapan evaluasi diadakan ?
·           Mengapa perlu diadakan evaluasi ?
·           Dimana evaluasi itu diadakan ?
·           Siapa yang mengadakannya ?
Pada pasal 57 dikatakan bahwa :
1.      Evaluasi dilakukan dalam rangka pengendalian mutu pendidikan secara nasional sebagai bentuk akuntabilitas penyelenggara pendidikan kepada pihak-pihak yang berkepentingan
2.      Evaluasi dilakukan terhadap peserta didik, lembaga, dan program pendidikan pada jalur formal dan nonformal untuk semua jenjang, satuan dan jenis pendidikan
Evaluasi kemampuan belajar anak didik bukan hanya dalam aspek kognitifnya saja tetapi juga mengenai aplikasi atau performance, aspek efektif yang menyangkut sikap serta internalisasi nilai-nilai yang perlu ditanamkan dan di bina melalui pengajaran yang telah diberikan pendidik seperti teori mata pelajaran.

Tipe Anak Hiperaktif dan Cara Mengatasinya

Agar dapat bertindak lebih tepat terhadap sikap aktif yang berlebihan atau hiperaktif sang buah hati, ada baiknya kita mengetahui tiga tipe dari hiperaktif sebagai berikut:
1. Tipe hiperaktif implusif
Anak yang mengalami hiperaktif implusif biasanya lemah dalam merespon. Perilaku implusif ditandai dengan melakukan sesuatu yang sulit untuk dikendalikan, seperti terlalu enerjik, lari ke sana ke mari, melompat seenaknya, memanjat-manjat, banyak bicara dan berisik. Selain itu, ia juga biasa melakukan segala sesuatunya tanpa pertimbangan dan sering kali ditunjukkan ketidaksabaran.
2. Tipe hiperaktif inatensi
Biasanya anak dengan hiperaktif seperti ini tidak mampu memusatkan perhatian secara utuh, tidak mampu mempertahankan konsentrasi. Selain itu, mudah beralih perhatian dari satu hal ke lain hal, sering melamun, sulit diajak berbicara atau menerima instruksi karena perhatiannya terus berpindah-pindah, pelupa dan kacau.
3. Tipe hiperaktif kombinasi
Biasanya anak kurang memperhatikan aktifitas dan mengkuti permainan atau dalam menjalankan tugasnya karena perhatiannya mudah terpecah. Selain itu, sering berubahnya pendirian yang ada di diri si anak, dan dalam melakukan sesuatu selalu aktif secara berlebihan.

Nah, bila Ibu memiliki anak hiperaktif, beberapa kiat tersebut mungkin bisa diterapkan:
• Berusaha lebih tegas kepada anak
Ajarkan disiplin pada anak hiperaktif, agar ia dapat mengatur dirinya dengan baik. Dengan cara bagaimana? Yakni memberitahu si anak bahwa Ibu tidak menyukai beberapa tingkah lakunya. Selain itu, Ibu juga bisa melibatkan anggota keluarga untuk menjaga anak secara ketat dan tegas. Namun Ibu, berindak tegas bukan berarti kita lantas sering menghukumnya secara fisik ya. Tetap perlihatkan bahwa Ibu melakukannya karena sayang padanya.

• Disiplin
Sebaiknya Ibu mulai mengajak anak untuk menerapkan pola hidup disiplin. Ibu bisa memberi contoh terlebih dulu, jadikan Ibu sebagai role model (pelaku) agar si anak bisa mengikuti pola hidup disiplin yang sudah Ibu buat. Aturan ini tentu akan membuat si anak lebih fokus pada aturan-aturan yang Ibu berikan. Dalam mengajari anak tentang pola disiplin, jangan bosan untuk terus-menerus mengulangi hal-hal yang dengan cepat dapat dipelajari dan diingat oleh anak normal.
• Menciptakan kegiatan kreatif
Kesibukan orangtua seringkali membuat anak menjadi kurang perhatian. Karena itu luangkan waktu buat anak. Misalnya, mengajak dia melakukan kegiatan kreatif seperti membaca buku, melukis atau menyanyi. Kegiatan ini bisa menenangkan anak yang hiperaktif. Selain itu, ibu juga bisa mengajaknya pergi ke taman agar dia bisa menikmati waktu bermainnya.
• Mengajaknya Berolahraga
Ibu bisa mengajak si buah hati berolahraga selain berguna untuk menyehatkan tubuh juga bisa mengurangi hiperaktif. Salah satu olahraga sederhana yang dapat dilakukan adalah senam di rumah dengan diiringi musik.

METODE BERCERITA

Dalam bahasa metode bercerita adalah metode penyampaian pesan atau penyajian meteri pembelajaran secatra lisan dalam bentuk cerita dari guru kepada anak usia dini.Dalam pelaksanaan kegiatan bercerita kegiatan pembelajaran pada anak usia dini metode bercerita dilaksanakan dalam upaya memperkenalkan hal yang baru kepada anak dalam rangka mengembangkan berbagai kompetensi dasar anak usia dini.
Demikian pula bercerita pada anak usia dini memiliki bentuk-bentuk yang menarik yang dapat disajikan pada anak usia dini,metode bercerita yang digunakan yaitu bercerita dengan menggunakan alat peraga dengan menggunakan ilustrasi gambar.


A.   Tema                         : Binatang
B.   Judul cerita                : Cerita  Hiu dan Kera

C.  Bidang kemampuan yang diharapkan

Kompetensi dasar    : Anak mampu mendengarkan,berkomunikasi secara lisan,memiliki   pembendaharaan kata dan mengenal simbol yang melambangkannya.
Hasil belajar                  :    Dapat mendengarkan dan memahami kata dan kalimat  sederhana.
Indikator                        :    Mendengarkan cerita dan menceritakan kembali isi cerita secara sederhana
                                           Dalam kurikulum ini,indikator yang digunakan terdapat pada indikator yang ke lima.
 
D.Kegiatan
            Langkah-langkah dalam pelaksanaan kegiatan bercerita :
«  Dengan bimbingan guru anak mengatur posisi duduknya.
«  Anak memperhatikan guru pada saat menyiapkan alat peraga.
«  Anak termotivasi untuk mendengarkan cerita.
«  Guru mulai bercerita

Judul cerita      : Cerita Hiu dan Kera

            Disebuah hutan ada seekor kera yang tinggal di sebuah pohon besar,pohon itu berada di pinggiir laut.Sang kera mempunyai teman seekor hiu besar yang hidup di laut.Sang hiu selalu datang ke bawah pohon besar itu setiap hari,ketika sang hiu datang sang kera selalu bercerita tentang apa yang terjadi di daratan.Pada suetu hari ikan hiu berkata pada kera”silakan datang ke rumahku.Aku akan senanng sekali memperkenalkan kau pada keluargaku.Aku sering menceritakan kamu pada keluargaku dan mereka selalu berharap kamu datang ke rumah kami.
“kamu betul-betul seorang keluarga yang baik hati,namun aku tidak bisa berenang bagaimana aku bisa ke rumahmu ? jawab sang kera,oooooo itu bukan masalah.Kalau kamu mau,duduk saja di punggungku dan akau akan membawamu ke rumahku,kata sang hiu.
“baiklah,kalau begitu aku anak ke rumahmu kalau kamu tidak keberatan saya duduk di punggungmu,lalu hiu berenang menyeberangi laut.Setelah lama berenang sang hiu berkata pada kera”maafkan saya tuan kera,sebenarnya saya bukan membawamu ke rumahku tapi membawamu ke raja kami,raja kami sedang sakit dan obatnya adalah arag sembuh makan hati seekor kera”.Kera terkejut,namun kera bukanlah seekor binatang yang bodoh,walaupun jiwanya terancam dia berpura-pura senang .Kera berkata pada ikan hiu bahwa kera tidak pernah membawa hatinya jika pergi kemana pun,hati nya selalu di tinggalkan nya di atas pohon besar,namun sang hiu binggung.”jika kamu meninggalkan nya di atas pohon besar berarti kita harus kembali untuk mengambilnya,ya tentu kata kera.Setelah sampai di pinggir pantai sang kera berteriak “lihat itu hatiku tergantung di atas pohon itu,lalu kera mengambilnya,ketika ia menyadari ada kesempatan untuk lari,sang kera pun cepat memanjat pohon lalu menghilang di antara dedaunan,sang hiu terus menunggu hingga akhirnya sang hiu cemas.Sang hiu berkata hai kawan mengapa kamu belum juga turun lalu kera menjawab hatiku ada di dalam dadaku selamanya,aku tidak akan turun.Aku selalu mencoba menyenangkanmu,tetapi kamu menginginkan kematianku,tetapi apa balasanmu pergilah kau sekarang dan tinggalkan aku sendiri.






     Dalam cerita di atas  anak yang mendengarkan cerita ini berkisar antara rentang usia
4-6 tahun yang mana anak berada pada Taman Kanak-kanak.

«  Setelah selesai bercerita guru memberikan kesimpulan tentang cerita yang di sampaikan
«  guru memberikan penugasan kepada anak untuk menceritakan kembali cerita yang telah di sampaikan guru.
«  Lalu anak menyimpulkan kembali isi cerita tersebut.
«  Guru memberikan pujian kepada anak yang sudah lancar dalam bercerita.

E. Proses dalam melakukan kegiatan pelaksanaan metode bercerita
            Pelaksanaan metode bercerita pada anak usia dini berdasarkan kemampuan yang akan dicapai dalam pengembangan bahasa contohnya seperti yang terdapat dalam tujuan kegiatan TK dengan tema-tema yang terdapat dalam garis-garis besar penduan kegiatan belajar.
Sesuai dengan tujuan pembelajaran anak usia dini,tujuan pengenbangan bahasa anak usia dini dan prinsip belajar anak usia dini,isi cerita anak usia dini biasanya mengandung nilai-nilai moral yang mengarah kepada pengembangan emosional,sosial dan spiritual anak yang dikembangkan pada anak usia dini dalam program pembentukan perilaku.Isi cerita dapat pula berupa pengetahuan bagi anak bagaimana cara yang beik bersikaf terhadap teman melalui cerita Hiu dan Kera.Selain itu cerita harus sesuai dengan tahap perkembangan anak,baik bahasa,media dan langkah-langkah pelaksanaannya agar lebih efektif bagi anak usia 4-6 tahun pada jenjang TK.

Media Pembelajaran



Bowling Set dari Botol Bekas
vBahan-bahan               :
-          5 buah botol plastik bekas ukuran panjang
-          5 buah botol plastik bekas ukuran sedang
-          Kertas crepe warna warni
-          Kertas warna warni

vAlat                               :
-          White Craft Glue/ Lem PV A
-          Kuas
-          Gunting
-          Mangkok kecil

vCara Membuat                        :
-          Pertama-tama bersihkan botol dari segala label dan cuci bersih lalu keringkan
-          Kemudian campurkan lem PV A dengan air, aduk rata hingga larut
-          Ambil kertas crepe dan potong-potong dalam ukuran yang kecil
-          Sapukan lem yang sudah dilarutkan air tadi ke permukaan botol, lalu tempelkan  lembaran kertas crepe yang dipotong kecil tadi hingga seluruh permukaan botol tertutupi semua
-          Diamkan kurang lebih 4-5 jam sampai benar-benar kering. Sebaiknya letakkan di area berangin (atau di depan kipas angin dengan kecepatan kecil agar botol tidak tertiup angin)
-          Sambil menunggu lem kering, ukur tutup botol pada kertas warna warni sesuai dengan warna botol yang sudah dipilih, lalu tempelkan pada setiap tutup botol.
-          Setelah botol kering, kita dapat memberi angka pada tiap botol yang ada, agar anak dapat mengenal angka
-          Untuk bola melemparnya kita gunakan
-          Bowling dari botol bekas siap untuk dimainkan.

vCara Memainkan        :
-          Guru mengatur posisi berdiri anak
-          Guru memperkenalkan media yang telah dipersiapkan
-          Guru meminta anak melempar bola ke arah botol-botol yang sudah disediakan
-          Lihat berapa banyak botol yang jatuh
-          Minta anak memperbaiki letak botol seperti semula (agar anak dapat merapikan alat bermain yang di mainkannya)
-          Setelah anak mencobanya, berikan contoh melempar bola ke botol dengan tepat
-          Jika anak sudah dapat menjatuhkan banyak bola , minta anak melempar bola ke arah botol yang sudah kita beri angka, disini kita bisa melihat ketepatan anak dalam melempar bola

vAspek Perkembangan yang dapat dicapai    :
-          Fisik/Motorik        : yaitu motorik halus anak pada saat anak memegang bola dan                                         meletakkan botol seperti semula

-          Kognitif                : 1. Kemampuan anak dalam mengklasifikasikan  warna, angka                                            dan ukuran botol
2.      Kemampuan dan pengetahuan anak mengenai bagaimana cara melempar bola tepat sasaran
3.      Membilang banyak benda satu sampai sepuluh
4.      Melempar bola ke arah lambang bilangan yang tertera di botol

-          Sosial emosional    : yaitu ketelitian dan kesabaran anak dalam melempar bola untuk                                     menjatuhkan botol paling banyak dan melempar bola ke arah                                               angka botol serta tidak berebutan dengan             teman yang lain.

-          Bahasa                   : yaitu anak mengkomunikasikan setiap ingin melempar dan                                             bertanya apakah lemparannya sudah bagus dan lain-lain.