1.1 Latar Belakang
Bermain dapat diartikan
sebagai kegiatan yang dilakukan demi kesenangan dan tanpa mempertimbangkan
hasil akhir. Bermain juga dilakukan secara sukarela dan tanpa paksaan dari
orang lain serta secara spontan. Bermain bagi anak berkaitan dengan peristiwa,
situasi, interaksi, dan aksi. Bermain dilakukan karena ingin. Bermain berkaitan
dengan tiga hal yakni keikutsertaan dalam kegiatan, aspek afektif, dan
orientasi tujuan.
Kita mengenal berbagai
ungkapan yang menandaskan bahwa bermain sama dengan bekerja bagi anak seperti
“Play is the work of the child, (instructor, 1989)”. Bagi anak-anak kegiatan
bermain dilakukan tanpa beban, sehingga mereka bebas kapan mau mulai dan kapan
mau berhenti dan tanpa paksaan.
Secara konsisten
anak-anak mengkategorikan kegiatan menulis dan membaca buku sebagai bekerja.
Kegiatan ini dipandang sebagai usaha yang membutuhkan pemikiran dan dapat
dilakukan seorang diri.
1.2
Rumusan Masalah
1. Apa
itu bermain dan permainan ?
2. Mengapa
anak-anak sangat menyukai kegiatan bermain ?
3. Apa
alat permainan yang disukai anak usia dini ?
4. Aspek-aspek
apa saja yang dikembangkan dalam kegiatan bermain itu ?
1.3
Tujuan Makalah
1. Agar
kita mengetahui apa itu bermain dan permainan
2. Agar
kita mengetahui alas an anak usia dini ini suka bermain
3. Untuk
mendapatkan fakta tentang alat-alat yang disukai anak usia dini
4. Agar
kita memahami dan mengerti aspek-aspek perkembangan dalam kegiatan bermain
4
BAB
II
PEMBAHASAN
2.1 Pengertian Bermain dan Permainan
Bermain menurut para
ahli memiliki fungsi dan manfaat yang sangat penting. Bagi mereka, bermain
bukan hanya menjadi kesenangan tetapi juga suatu kebutuhan yang mau tidak mau
harus terpenuhi. Menurut Hurlock (dalam Rita Kurnia: 2011, 2) bermain merupakan
kegiatan yang dilakukan secara sukarela, tanpa paksaan atau tekanan dari pihak
luar. Conny R Semiawan (dala Rita Kurnia: 2011, 1) mengatakan ada satu tahapan
perkembangan yang berfungsi kurang baik yang akan terlihat kelak jika si anak
sudah menjadi dewasa.
Permainan merupakan
suatu alat bermain yang digunakan anak usia dini, bisa berbentuk balok, puzzle
atau benda-benda lain yang dianggap bisa dimainkan. Banyak cara untuk bermain
dan banyak aneka ragamnya permainan yang dapat digunakan dan dimainkan Anak
Usia Dini seperti Bermain Pura-Pura, Bermain Bebas dan Spontan, Bermain
dramatic, serta Bermain Sendiri.
2.2
Alat Permainan yang dimainkan anak Usia dini
Anak usia 3 tahun
berdasarkan hasil survey dan observasi saya di perumahan pratama permai sangat
senang menyusun puzzle dengan membuat rumah-rumahan, balok, persegi panjang dan
kadang ia menyusun puzzle dengan membuat kotak-kotak. Anak ini sangat menyukai
permainan ini meskipun sekali-kali diiringi dengan bermain balon bersama kakak
nya dan terkadang ia memainkan benda-benda kecil seperti mainan congklak
kakaknya jika ia sedang melihat kakaknya memainkan benda yang menurutnya
menarik. Permainan menyusun puzzle ini sangat ia gemari dan terkadang sebelum
makan dan sedang makan ia terus menyusun puzzle sesuai gerak hatinya. Ia
menyusunnya dengan disuapkan oleh ibunya sehingga terkadang tidak terasa bahwa
saat ia menyusun puzzle itu nasi yang dimakannya sudah habis.
Anak usia 4 tahun
berdasarkan hasil survey dan observasi saya di perumahan pratama permai sangat
senang bermain Sepeda roda tiga. Setiap pagi, siang, sore sampai malampun anak
ini selalu memainkan sepeda roda tiganya itu sampai ia lupa dengan waktu, tidak
tahu tengah hari pun ia tetap mengayuh sepeda roda tiganya itu. Terkadang
sampai terjatuhpun ia tidak menyerah dan
tidak ada jera-jeranya memainkan sepeda roda tiganya itu. Tidak jarang mamanya
selalu menyuruhnya masuk dan waktunya istirahat karena ia lupa dengan waktu,
lupa makan, lupa tidur siang, sehingga inilah saatnya seorang ibu menjadi
peranan yang penting dalam mengawasi anaknya dan melihat pertumbuhan dan
perkembangan fisik maupun motoriknya.
5
Anak usia 5 tahun
berdasarkan hasil survey dan observasi saya di perumahan pratama permai sangat
suka menggambar dan mewarnai. Hal yang dilakukannya dirumah setiap ada waktu
kosong, sepulang sekolah dan tiap waktu ia selalu menggambar. Sehingga saat
disuruh menggambar dan mewarnai di sekolahnya ia selalu mendapat nilai tinggi
karena ia selalu mengasah kemampuannya berkreasi dengan bakat dan minatnya yang
sangat bagus itu. Menurut Rita Kurnia (dalam Bermain dan Permainan Anak Usia
Dini: 2011, 12) Menggambar dapat dikelompokkan sebagai bermain membangun dan
menyusun karena dalam kegiatan ini menggunakan pensil berwarna dan kertas gambar
misalnya untuk membangun rumah, kereta api, jembatan, tumbuh-tumbuhan atau
hewan.
Anak usia 6 tahun
berdasarkan hasil survey dan observasi saya di perumahan pratama permai sangat
suka bermain karet tali. Ia merangkai sendiri karet tali yang dimainkannya
dengan mengasah kemampuan motoriknya dalam logika matematika, kesenangannya ini
selalu dilakukannya setelah pulang sekolah, dan sore hari. Samapi terkadang ia
terpeleset pun ia tidak henti-hentinya memainkan karet tali itu. Jika hari
minggu ia memainkannya tiap pagi bersama teman-temannya, tidak jarang yang ikut
bermain bersamanya anak usia 7, 8 dan 9 tahun. Terkadang anak yang usia 7 tahun
membawa kakaknya yang berusia 11 tahun bermain disana, dan mereka bermain
bersama-sama dihalaman rumahnya itu.
2.3
Aspek yang Dikembangkan dalam Permainan itu
♥ Dalam
bermain alat permainan yang dimainkan Anak usia 3 tahun memiliki aspek
perkembangan sebagai berikut :
a.
Aspek
Kognitif
Bermain menyusun Puzzle
yang dilakukan Anak usia 3 tahun merupakan permainan yang dapat membangkitkan
gerakan otak nya dalam menyusun berbagai macam rupa dan bentuk puzzle seperti
membuatnya dalam bentuk balok, persegi panjang, persegi empat rumah-rumahan
serta dapat mengenalkan konsep logika matematika dalam bentuk-bentuk yang
dibentuk anak itu sendiri.
b.
Aspek
Fisik/Motorik
Alat permainan yang
digunakan anak usia dini yakni menyusun puzzle. Dalam menyusun puzzle ini juga
dapat mengembangkan aspek fisik/motorik anak dalam membentuk berbagai macam
kreasinya untuk membuat puzzle itu kelihatan menarik dan mempunyai bentuk. Ia
melatih gerakan tangannya sebagai gerakan motorik halus dalam merangkai
bentuk-bentuk dan pola-pola penyusunan puzzle tersebut. Dari bentuk dan
pola-pola yang ia kreasikan sendiri ia dapat mempunyai keterampilan baru dalam
menyusun puzzle tersebut. Dengan ini gerakan motorik halusnya lebih terasah.
Permainan ini dapat menjadi permainan yang memberi pelajaran untuk anak usia
dini dalam mengetahui konsep logika matematika dengan bentuk-bentuk suatu ruang
dalam matematiuka seperti bentuk balok, persegi panjang dan sebagainya.
6
c.
Aspek
Emosi
Aspek emosi dalam
permainan menyusun puzzle ini mungkin hanya terfokus pada kemarahan anak dan
kekesalannya apabila di ganggu oleh orang lain dalam bermain seperti melempar
susunan puzzle itu apabila di ganggu dan menangis dengan kencangnya. Ini yang
bisa di ekspresikan anak usia 3 tahun dalam kemarahannya.
♥ Dalam
bermain sepeda roda tiga untuk Anak usia 4 tahun dapat mengembangkan
aspek-aspek sebagai berikut:
a.
Aspek
Fisik/Motorik
Aspek fisik/motorik yang dapat di lihat dari permainan sepeda
roda tiga ini adalah saat anak ini menggerakkan kakinya dan memegang stang
sepeda tersebut. Pemegangan stang sepeda roda tiga itu termasuk dalam gerakan
motorik halus sedangkan ayunan kaki pada pendayung sepeda roda tiga termasuk
gerakan motorik kasar karena pada gerakan mendayung anak ini melatih kemampuan
kakinya yang lebih kuat dan memakai tenaga.
b.
Aspek
Emosi
Aspek emosi dalam permainan ini dapat dilihat saat ia mendayung
sepeda dan tiba-tiba disenggol dengan sepeda
temannya yang lain. Ia akan memperlihatkan rasa kesalnya dan
kemarahannya. Disinilah paling tampak aspek emosi yang dikembangkan dalam
permainan sepeda roda tiga yang dimainkan anak tersebut. Apalagi disaat anak
itu sedang asyik memainkan sepedanya, ia di cegat oleh temannya yang ingin
meminjam dan mencoba sepeda kepunyaannya. Disaat itulah ia tampak sekali
ketidaksukaannya apabila ia di ganggu oleh temannya. Ia juga dapat memberi
respon dengan menangis agar orangtuanya melihat dan mencoba menahan temannya
yang ingin memakai sepedanya tersebut.
c.
Aspek
Sosial
Aspek sosial ini dapat dilihat ketika anak usia 4 tahun ini
bermain sepeda bersama teman-temannya yang mempunyai sepeda juga.. Melalui
aspek ini anak dapat menunjukkan sikap bertoleransi terhadap kelompok untuk
saling bekerjasamaserta mulai menghargai oranglain. Tidak jarang ia memainkan
sepeda roda tiganya itu dengan teman-teman abangnya yang senang bermain sepeda.
Terkadangpun ia ikut bersama abang dan teman-teman abangnya yang kelas 3 SD
bermain sepeda bersama-sama. Jiwa sosial anak ini sangat tinggi dengan dilihat
dari teman bergaulnya yang rata-rata anak kelas 3 SD yang membuat aspek-aspek
perkembangannya pun cepat berkembang karena mempunyai teman yang telah cukup
besar daripadanya. Tetapi jika terus begitu tidak baik juga oleh perkembangannya
karena ia tidak berkembang berdasarkan urutan karena terlalu sering bergaul
dengan teman-teman yang lebih tua daripadanya. Sehingga aspek perkembangannya
tidak berurutan dan tidak seimbang.
7
d.
Aspek
Berbahasa
Dalam aspek perkembangan bahasa pada anak usia 4 tahun ini
dapat kita amati dari cara dia berkomunikasi dengan temannya. Bagaimana cara
dia berbicara dan menyampaikan pendapat seperti “ kita main putar-putar aja
lah” atau “ kamu mau main dimana ?” dengan begitu kitr dapat melihat betapa
lancar atau tidaknya anak itu dalam berkomunikasi dengan teman sebaya atau
kakaknya. Kalau dalam hasil observasi saya anak ini dalam berkomunikasi sudah
cukup bisa karena jika teman-teman lainnya masih terbatah-batah dalam berbicara
tetapi anak ini sudah dengan bijaknya dapat berkomunikasi dengan baik bersama
temannya.
♥ Dalam
menggambar dan mewarnai yang dilakukan anak usia 5 tahun menurut hasil
pengamatan dan observasi saya, anak ini dapat mengembangkan aspek-aspek
perkembangan sebagai berikut :
a.
Aspek Kognitif
Aspek ini dapat dilihat dalam berpikirnya otak anak dalam
menggambar suatu tokoh kartun atau sebagainya dan juga dalam mewarnai telepon,
orang-orangan dan seperti rerumputan. Ia sudah telaten dan tahu bahwa telepon berwarna hitam, orang-orangan memakai
baju yang di warna sesuai seleranya dan membuat hasil yang wah bagi orang yang
melihatnya. Dengan demikian kita dapat
mengetahui apa minat dan bakat anak itu melalui proses yang telah dan
sering ia kerjakan sehari-hari. Disini juga kita bisa melihat bahwa anak dapat
memahami konsep logika matematika dalam menggambar dengan membuat garis,
mengamati letak dan juga seperti membuat lingkaran dalam gambarnya serta
membuat ukuran dalam gambar dan warna nya agar tidak lewat garis dan sebagainya
b.
Aspek Fisik/Motorik
Aspek ini lebih ditujukan pada pergerakan motorik halusnya.
Dapat dilihat dengan bagaimana cara anak itu memegang pensil, pewarna dan
mewarnainya. Aspek ini lebih ditekankan pada motorik halusnya dan pergerakan jari-jarinya dalam menggambar dan
mewarnai. Pada aspek ini anak terampil menggunakan tanganny, gerakan-gerakan
tangan anak ini lebih diperhatikan, terkendali dan terorganisir dalam
menggerakkan sesuatu. Tetapi walaupun demikian anak usia ini tidak terlalu
banyak melakukan gerakan-gerakan yang
begitu rumit karena mereka masih menggunakan gerakan yang mereka ketahui.
c.
Aspek
Emosi
Aspek ini dapat terlihat pada saat gambar atau warna yang
mereka pergunakan tidak sesuai atau malah tidak rapi dan untuk menarik
perhatian ibu atau ayahnya ia terkadang melakukannya dengan membuang buku
gambarnya agar ia ditemani dan disamping kedua orangtuanya. Terkadang kita
tidak mengetahui apa yang diinginkan anak usia dini ini karena kita terlalu
sibuk dan kurang memerhatikannya sehingga mereka melakukan cara itu untuk
mendapatkan perhatian dan kasih saying dari ayah dan ibunya. Dan terkadang anak
bisa mengekspresikan isi hatinya itu lewat menggambar. Saat ia senang, sedih,
dan cemburu tehadap sesuatu hal.
8
d.
Aspek
Seni
Kegiatan menggambar dan mewarnai dikelompokkan dalam
bermain membangun atau menyusun. Dalam aspek seni ini anak dalam kegiatan
menggambar menggunakan pensil warna dan kertas gambar misalnya untuk membangun rumah,
tumbuhan. Dengan cara menarik garis lurus atau lengkung anak mengisi kertas
gambar tersebut. Penggunaan pewarna untuk mengekspresikan diri menjadi sumber
kegembiraan bagi anak. Ekspresi inilah yang membuat anak senang dengan hasil
karyanya tersebut. Karena ia dengan senang hati dan bebas melakukan apa yang
ingin ia lakukan dengan menggambar.
♥ Dalam
kegiatan bermain Karet Tali aspek perkembangan yang dicapai anak yakni :
a.
Aspek
Bahasa
Dalam permainan karet
tali ini aspek bahasa sangat berpengaruh dalam memahami aturan dalam suatu
permainan seperti jika kaki anak tersebut mengenai karet tali yang ia mainkan
maka anak itu akan berkata dengan berdialog seperti : “ Kamu kena talinya, kamu
jadi, sekarang aku yang main!” dan ia dapat berkomunikasi dengan baik dan di
dengar dengan baik pula. Bahasa juga sangat diperlukan karena dengan ini anak
akan dapat bermain, bersosialisasi dengan baik dan melakukan apa yang ia mau
dengan baik pula.
b.
Aspek
Fisik/Motorik
Dalam permainan ini
yang dikembangkan adalah motorik halus dan kasarnya. Kalau motorik halus saat
ia memegang tali dan mengayun-ayunkan tali itu serta bereksplorasi dengan
kegiatan yang ia mainkan sedangkan motorik kasarnya saat ia melakukan kegiatan
tersebut seperti melompat-lompat diatas karet tali, melangkahkan kaki dan
melakukan gerakan yang terorganisir untuk melatih kelenturan, keseimbangan dan
kelincahan tubuhnya.
c.
Aspek
Kognitif
Aspek ini berkembang
dalam pemikiran dan otak anak saat anak ini bermain seperti saat dia menghitung
hentakan kakinya. Pada saat itu terdapat konsep logika matematika dalam
permainan tersebut karena dapat memperkenalkan angka-angka pada anak usia dini.
Aspek ini sangat baik untuk anak usia dini karena ia dapat mengetahui tentang
angka-angka saat ia bermain dan ia mengetahuinya dengan caranya sendiri. Ia
juga dapat memecahkan masalah sederhana dalam kehidupan sehari-hari dan
menunjuk inisiatif dalam memilih tema permainan.
d.
Aspek
Seni
Dalam permainan karet
tali ini aspek seni sangat menonjol tampaknya, karena pada permainan ini anak
melakukannya dengan cara bermain, ia bernyanyi sambil melompat-lompat dan
menyanyi sesuai dengan lompatan yang dilakukannya. Aspek ini dilihat dari cara
anak itu bernyanyi karena pada saat bernyanyi ia mendapatkan pengetahuan
tentang lagu-lagu dan mempunyai permainan baru dengan menggunakan karet tali
tersebut.
9
e.
Aspek
Sosial
Aspek ini berperan
penting dalam pergaulan anak-anak. Karena aspek sosial ini dapat membuat anak
usia dini akrab satu dengan yang lain. Keakraban itupun bisa dilihat dari anak
itu bermain bersama teman-temannya karena aspek sosial ini berpengaruh pada sosialisasi
anak ke depannya. Jika dari kecil anak itu sudah tidak bisa mengakrabkan diri
dengan teman-temannya sampai dewasa pun ia akan menjadi orang yang tidak
mengetahui apa-apa. Dalam permainan karet tali ini dapat dilihat bahwa
sosialisasi itu sangat dibutuhkan karena dalam permainan ini yang
melompat-lompat dengan karet tali tersebut bisa 2 samapi 3 orang. Jadi karet
tali ini juga bisa memberikan pembelajaran untuk saling mendukung dan
bekerjasama.
2.4
Perbandingan permainan yang dimainkan Anak Usia 3, 4, 5 dan 6 tahun
♥ Pada
anak usia 3 tahun permainan yang dimainkan anak ini lebih kepada kesenangan
terhadap dirinya sendiri. Karena pada saat ia bermain, ia ingin permainannya
tidak diganggu oleh siapapun, dan ia ingin bereksplorasi pada permainan yang ia
dapatkan. Anak usia 3 tahun ini masih rentan terhadap kepunyaannya. Ia ingin
apa yang dimilikinya itu hanya untuk dirinya sendiri. Ia juga sudah dapat
mengenal konsep logika matematika dengan mengenal ukuran dari puzzle yang ia
mainkan, menempatkan pada ukuran yang sama serta ia juga dapat meletakkan benda
didalam puzzle yang berbentuk balok.
♥ Pada
anak usia 4 tahun permainan yang ia mainkan dapat termasuk kepada sosialisasi
kepada teman-temannya. Karena ia bermain sepeda roda tiga bersama-sama dengan
teman-temannya. Ia lebih ditekankan pada permainan berkelompok karena itu anak
usia 4 tahun sudah mulai bisa
beradaptasi dengan lingkungan dan teman-temannya. Ia juga sudah dapat
menggerakkan tangan dan kakinya yang termasuk dalam motorik kasar dengan
mengayunkan kakinya pada kaki sepeda dan motorik halusnya dengan memegang stang
sepeda tersebut.
♥ Pada
anak usia 5 tahun, ia lebih bereksplorasi dengan eksperimennya. Ia mencoba
untuk menyesuaikan gambar yang ia buat dengan warna yang senada untuk gambarnya
agar gambar yang ia buat dapat menghasilkan suatu karya yang indah, kreatif dan
enak dipandang mata. Pada usia ini anak sudah lebih paham atas mengkreasikan
sesuatu dengan idenya sendiri, menjiplak bentuk, menempel gambar dengan tepat,
dan melatih gerakan tangannya.
10
♥ Pada
anak usia 6 tahun, ia lebih ditekankan pada bermain berkelompok sebagai
motivasi untuk dapat mengakrabkan diri dengan kelompok dan sosial masyarakat
sekitarnya. Ia dapat memainkan permainan fisik dengan aturan yang telah ada dan
memahami aturan dalam permainan baik yang sedang ia mainkan ataupun yang akan
ia mainkan. Anak usia 6 tahun ini lebih kepada pengakraban dirinya dengan
oranglain dan mengenal aturan-aturan baik dalam permainan itu sendiri ataupun
pada kedisiplinan.