TEORI MONTESSORI
Setiap anak memiliki tahap-tahap perkembangan
tertentu sesuai dengan perkembangan umurnya. Faktor lingkungan serta perlakuan
orang dewasa (pendidikan) hendaknya disesuaikan dengan kebutuhan perkembangan
mereka. Oleh karena itu, Montessori percaya bahwa lingkungan haruslah merupakan
tempat yang menyenangkan (loving area), tempat yang kondusif (nourishing) untuk
membantu perkembangan, tempat dimana guru atau orang dewasa dapat mengobservasi
perkembangan mereka dan membuat perubahan-perubahan sesuai dengan kebutuhan
perkembangan mereka.
Dalam
metode pendidikan Montessori ada beberapa aspek pendidikan yang lingkungan dan
merupakan prinsip metode pendidikan Montessori. Diantaranya adalah konsep
kebebasan, struktur dan urutan, realistiss dan kealamian, keindahan dan nuansa,
serta prinsip alat permainan Montessori.
ASPEK
1: PENTINGNYA KEBEBASAN (CONCEPT OF FREEDOM)
Metode pendidikan Montessori menekankan pentingnya kebebasan. Mengapa? Karena hanya dalam nuansa atau iklim yang bebaslah anaka dapat menunjukkan dirinya kepada kita. Karena kita bertanggung jawab dalam membantu perkembangan fisik mereka, oleh karena itu kita harus menyediakan ruang yang bebas dan terbuka. Alasan kedua, kunci terjadinya perkembangan yang optimal adalah kebebasan. Montessori mengatakan, “Real freedom …. Is a concequence of development”. Kebebasan sejati adalah suatu konsekuensi dari perkembangan. Montessori mengatakan, “Jika anak di hadapkan pada lingkungan yang tepat, dan memberikan peluang kepada mereka unuk secara bebas merespon secara individual terhadap lingkungan tersebut, maka pertumbuhan alami anak terbuka dalam kehidupan mereka”. (dalam David Gettman (1987), “Basic Montessori: Learning Activities for Under-Fives” (New York: St. Martin’ Press), hal 30.)
Metode pendidikan Montessori menekankan pentingnya kebebasan. Mengapa? Karena hanya dalam nuansa atau iklim yang bebaslah anaka dapat menunjukkan dirinya kepada kita. Karena kita bertanggung jawab dalam membantu perkembangan fisik mereka, oleh karena itu kita harus menyediakan ruang yang bebas dan terbuka. Alasan kedua, kunci terjadinya perkembangan yang optimal adalah kebebasan. Montessori mengatakan, “Real freedom …. Is a concequence of development”. Kebebasan sejati adalah suatu konsekuensi dari perkembangan. Montessori mengatakan, “Jika anak di hadapkan pada lingkungan yang tepat, dan memberikan peluang kepada mereka unuk secara bebas merespon secara individual terhadap lingkungan tersebut, maka pertumbuhan alami anak terbuka dalam kehidupan mereka”. (dalam David Gettman (1987), “Basic Montessori: Learning Activities for Under-Fives” (New York: St. Martin’ Press), hal 30.)
Oleh
karena itu, perkembangan anak harus kita Bantu dengan cara-cara sebagai
berikut:
Mereka
harus dibantu memperoleh kemandirian melalui lingkungannya. Mereka§ harus diberikan kegiatan-kegiatan yang dapat mendorong
kemandirian. Mereka tidak boleh dibantu orang lain untuk melakukan sesuatu yang
sebenarnya mereka sendiri dapat melakukan.. Mereka harus diajarkan untuk mampu
membantu dirinya sendiri seperti memasang kancing, membuka menutup retsleting,
menyimpan sepatu dan lain-lain yang dapat membantu dirinya untuk menjadi
mandiri. Semua alat bermain dan furniture harus memiliki ukuran yang sesuai
dengan anak. Hal ini akan membuat mereka dapat mengendalikan alat bermain
tersebut. Sehingga mereka akan merasa nyaman dan aman melakukan segala aktifitas
yang emreka inginkan.
Anak§ harus dibantu untuk mengembangkan kemauan (tekad dan daya juang) dengan cara melatih mereka mengkoordinasikan tindakannya untuk mencapai suatu tujuan yang tertentu yang harus mereka capai.
Anak harus dibantu mengembangkan disiplin§ dengan cara memberikan kesempatan/peluang kepada mereka untuk melakukan aktifitas konstruktif.
Anak harus dibantu mengembangkan pemahaman mereka§ tentang baik dan buruk.
Anak§ harus dibantu untuk mengembangkan kemauan (tekad dan daya juang) dengan cara melatih mereka mengkoordinasikan tindakannya untuk mencapai suatu tujuan yang tertentu yang harus mereka capai.
Anak harus dibantu mengembangkan disiplin§ dengan cara memberikan kesempatan/peluang kepada mereka untuk melakukan aktifitas konstruktif.
Anak harus dibantu mengembangkan pemahaman mereka§ tentang baik dan buruk.
Montessori
juga mengingatkan kita untuk memahami bahwa hanya tindakan yang bersifat
destruktif yang harus kita batasi. Semua aktifitas lain yang konstruktif,
apapun itu, dengan cara apapun mereka melakukannya, hendaknya kita perbolehkan
dan kita amati dan arahkan. Secara lebih jauh Montessori menyebutkan beberapa
hal yang harus kita batasi atau arahkan dalam membeirkan aktifitas kepada
meraka antara lain sebgai berikut:
Menghormati
orang lain; anak bebas untuk melakukan aktifitas apa saja§ sejauh tidak melanggar/merampas hak orang lain dalam kelas;
Menghormati§ barang mainan; anak kita dorong untuk dapat melakukan aktifitas dengan semua alat bermain sejauh mereka menggunakannya dengan cara yang benar. Mereka dapat menggunakan alat bermain apa saja sejauh tidak merusak barang tersebut atau benda lain disekitarnya. Adalah tugas kita sebagai guru untuk mengarahkan hal-hal seperti ini.
Menghormati lingkungan; anak juga harus kita arahkan§ untuk dapat memperlakukan semua aspek dengan penuh kasih sayang, perhatian dan penghargaan. Mereka harus diarahkan memperlakukan teman lain dan guru dengan lembut, sopan dan penuh penghargaan.
Menghargai/menghormati diri sendiri;§ mereka kita ajarkan untuk tidak hanya menghargai orang lain, benda lain tapi juga diri sendiri.
Menghormati§ barang mainan; anak kita dorong untuk dapat melakukan aktifitas dengan semua alat bermain sejauh mereka menggunakannya dengan cara yang benar. Mereka dapat menggunakan alat bermain apa saja sejauh tidak merusak barang tersebut atau benda lain disekitarnya. Adalah tugas kita sebagai guru untuk mengarahkan hal-hal seperti ini.
Menghormati lingkungan; anak juga harus kita arahkan§ untuk dapat memperlakukan semua aspek dengan penuh kasih sayang, perhatian dan penghargaan. Mereka harus diarahkan memperlakukan teman lain dan guru dengan lembut, sopan dan penuh penghargaan.
Menghargai/menghormati diri sendiri;§ mereka kita ajarkan untuk tidak hanya menghargai orang lain, benda lain tapi juga diri sendiri.
Kalau
di atas membahas batasan yang sebaiknya tidak boleh terjadi dalam lingkungan
bebas, maka kebebasan apa saja yang harus kita berikan kepada anak dalam
lingkungan? Montessori menyarankan beberapa hal sebagai beirkutL
§
§
Kebebasan
bergerak; anak diberi kebebasan untuk bergerak kemana saja baik di dalam maupun
di luar ruangan.
Kebebasan memilih; anak bebas untuk memilih§ aktifitasnya sendiri dalam kelas. Kebebasan memilih ini akan membantu mereka mengembangkan kebiasaan kerja dan meningkatkan konsentrasi. Konsekuensinya, kita harus menyediakan beragam aktifitas yang telah derancang dan disiapkan sedemikian rupa untk kebutuhan perkembangan mereka;
Kebebasan berbicara;§ pendidikan montessore berbeda dengan pendidikan tradisional. Dalam pendidikan tradisional guru lebih dominan berbicara. Dalam pendidikan Montessori sebaliknya, anaka memperoleh kebebasan berbicara dengan siapa saja yang mereka mau. Bagi yang belum siap, tidak dipaksa, tapi diarahkan untuk bergabung dengan kelompok untuk saling berbagi. Anak tidak didorong untuk bersaing satu sama lain. Karenanya, keinginan alami mereka untuk membantu orang lain berkembang secara spontan. Dalam pendidikan Montessori anak-anak diarahkan untuk mengamati dan memahami aturan dasar kesopanan dengan tidak mengganggu orang lain.
Kebebasan untuk tumbuh; dalam pendidikan Montessori anak memiliki§ kebebasan untuk tumbuh dan membangun kemampuan mental mereka dalam lingkungan yang dirancang. Semua benda atau alat bermain dalam kelas Montessori diranncang untuk membantu mereka tumbuh kembang secara alami.
Bebas untuk menyayangi§ dan disayangi; anak memiliki hak untuk disayangi dan menyayangi tanpa pandang bulu (pilih kasih). Jika mereka merasa diperhatikan sama dengan yang lain, dimana guru tanpa ada pilih kasih, maka mereka akan menghargai orang lain dan lingkungannya dengan cara yang sama.
Bebas dari bahaya; anaka memiliki hak§ untuk tumbuh dari bahaya. Maksudnya, anak diberikan pengetahuan melalui pelatihan yang sistematis tentang keterampilan hidup seperti bagai mana membawa barang mainan dengan cara yang benar yang jika tidak maka akan membahayakan dirinya.
Bebas dari persaingan; Agar tidak mengganggu kebebasan anak untuk§ memilih, maka tidak ada kompetisi, reward atau hukuman dalam pendidikan Montessori. Keberhasilan anak tidak dinilai menurut sudut pandang orang dewasa, seperti melalui nilai, atau perolehan tanda bintang. Motivasi instrinsik merekalah yang mendorong mereka untuk melakukan aktifitas terbaik mereka, bukan reward atau hukuman. Kepuasan mereka karena tela dapat melakukan sesuatu sudah cukup sebagai reward bagi mereka sendiri.
Bebas dari tekanan; anak diberikan§ kebebasan untuk tumbuh dan berkembang sesuai dengan kecepatan dan perkembangan mereka sendiri. Mereka tidak diharuskan dapat mencapai sesuatu yang disamakan dengan orang lain.
Kebebasan memilih; anak bebas untuk memilih§ aktifitasnya sendiri dalam kelas. Kebebasan memilih ini akan membantu mereka mengembangkan kebiasaan kerja dan meningkatkan konsentrasi. Konsekuensinya, kita harus menyediakan beragam aktifitas yang telah derancang dan disiapkan sedemikian rupa untk kebutuhan perkembangan mereka;
Kebebasan berbicara;§ pendidikan montessore berbeda dengan pendidikan tradisional. Dalam pendidikan tradisional guru lebih dominan berbicara. Dalam pendidikan Montessori sebaliknya, anaka memperoleh kebebasan berbicara dengan siapa saja yang mereka mau. Bagi yang belum siap, tidak dipaksa, tapi diarahkan untuk bergabung dengan kelompok untuk saling berbagi. Anak tidak didorong untuk bersaing satu sama lain. Karenanya, keinginan alami mereka untuk membantu orang lain berkembang secara spontan. Dalam pendidikan Montessori anak-anak diarahkan untuk mengamati dan memahami aturan dasar kesopanan dengan tidak mengganggu orang lain.
Kebebasan untuk tumbuh; dalam pendidikan Montessori anak memiliki§ kebebasan untuk tumbuh dan membangun kemampuan mental mereka dalam lingkungan yang dirancang. Semua benda atau alat bermain dalam kelas Montessori diranncang untuk membantu mereka tumbuh kembang secara alami.
Bebas untuk menyayangi§ dan disayangi; anak memiliki hak untuk disayangi dan menyayangi tanpa pandang bulu (pilih kasih). Jika mereka merasa diperhatikan sama dengan yang lain, dimana guru tanpa ada pilih kasih, maka mereka akan menghargai orang lain dan lingkungannya dengan cara yang sama.
Bebas dari bahaya; anaka memiliki hak§ untuk tumbuh dari bahaya. Maksudnya, anak diberikan pengetahuan melalui pelatihan yang sistematis tentang keterampilan hidup seperti bagai mana membawa barang mainan dengan cara yang benar yang jika tidak maka akan membahayakan dirinya.
Bebas dari persaingan; Agar tidak mengganggu kebebasan anak untuk§ memilih, maka tidak ada kompetisi, reward atau hukuman dalam pendidikan Montessori. Keberhasilan anak tidak dinilai menurut sudut pandang orang dewasa, seperti melalui nilai, atau perolehan tanda bintang. Motivasi instrinsik merekalah yang mendorong mereka untuk melakukan aktifitas terbaik mereka, bukan reward atau hukuman. Kepuasan mereka karena tela dapat melakukan sesuatu sudah cukup sebagai reward bagi mereka sendiri.
Bebas dari tekanan; anak diberikan§ kebebasan untuk tumbuh dan berkembang sesuai dengan kecepatan dan perkembangan mereka sendiri. Mereka tidak diharuskan dapat mencapai sesuatu yang disamakan dengan orang lain.
Melalui
kebebasan-kebebasan dalam kelas Montessori seperti dijelaskan di atas, maka
anak akan memperoleh kesempatan-kesempatan unik terhadap tindakannya sendiri.
Mereka akan menyadari segala konsekuensi atas apa yang ia lakukan baik terhadap
dirinya maupun orang lain, mereka belajar membuktikan atau menguji dirinya
terhadap batasan-batasan realistiss, mereka akan belajar tentang apa saja yang
membuat ia atau orang lain merasa puas atau sebaliknya merasa kosong dan tidak
puas atau kecewa. Peluang untuk mengembangkan pengetahuan diri (self-knowledge)
inilah yang merupakan hasil penting dari kebebasan yang kita ciptakan dalam
kelas Montessori.
ASPEK
2: STRUKTUR DAN KETERATURAN (STRUCTURE AND ORDER)
Struktur dan keteraturan alam semesta harus tercermin dalam lingkungan kelas Montessori. Dengan demikian anak akan menginternalisasinya dan akhirnya membangun mental dan inteligensinya sendiri terhadap lingkungan. Melalui keteraturan anak akan belajar untuk percaya pada lingkungan dan belajar untuk berinteraksi dengan lingkungan dengan cara yang positif. Hanya dalam lingkungan yang dirancang dengan tepat dan benar, anak dapat mengkategorisasikan persepsinya yang pada akhirnya nanti akan membentuk pemahaman mereka yang benar terhadap realistis dunia.
Struktur dan keteraturan alam semesta harus tercermin dalam lingkungan kelas Montessori. Dengan demikian anak akan menginternalisasinya dan akhirnya membangun mental dan inteligensinya sendiri terhadap lingkungan. Melalui keteraturan anak akan belajar untuk percaya pada lingkungan dan belajar untuk berinteraksi dengan lingkungan dengan cara yang positif. Hanya dalam lingkungan yang dirancang dengan tepat dan benar, anak dapat mengkategorisasikan persepsinya yang pada akhirnya nanti akan membentuk pemahaman mereka yang benar terhadap realistis dunia.
Melalui
keteraturan, anak tahu kemana harus mencari barang mainan yang ia inginkan,
misalnya. Oleh karena itu, kita harus merancang penempatan barang mainan sesuai
dengan klasifikasi berdasarkan keteraturan tertentu. Sebagai contoh, alat
bermain ditempatkan dalam rak yang rendah sehingga terjangkau anak, ditata
dengan rapi dan teratur sesuai dengan kategori, begitu pula halnya dengan
ruangan kelass tertata sedemikian rupa dengan penuh keteraturan. (John Chattin
– McNichols (1998), The Montessori Controversy, (New York: Delmar Publiser
Inc.), hal 51)
ASPEK
3: REALISTIS DAN ALAMI
Lingkungan
pendidikan Montessori didasarkan atas prinsip realistis dan kealamian. Anak
harus memiliki kesempatan untuk menginternalisasikan keterbatasan alam dan
realistis supaya mereka terbebas dari sikap berangan-angan (fantasy) atau ilusi
baik yang bersifat fisik maupun psikologis. Hanya dengan cara ini mereka
mengembangkan disiplin diri dan keamanan yang dia perlukan untuk menggali dunia
eksternal dan internal mereka dan untuk menjadikan mereka pengamat realistiss
hidup yang aktif dan apresiatif. Alat bermain dan lingkungan dalam kelas
Montessori didasarkan atas konsep realistis. Sebagai contoh, anak dihadapkan
dengan telepon yang sebenarnya, gelas sebenarnya, setrika, pisau dan lain-lain.
Semuanya adalah benda sebenarnya.
Menurut
Montessori, ”Manusia adalah miliki alam, begitu pula khususnya bagi anak.
Mereka membutuhkan gambaran dunia yang akan mereka hadapi kelak melalui alam.
Semua hal yang dipelrukan untuk mengembangkan jiwa dan raga mereka adalah alam
sebenarnya.” Jadi, dalam konsep pendidikan Montessori, segala sesuatunya harus
dirancang sedemikian rupa agar sealami dan serealistis mungkin, baik lingkungan
indoor mapun outdoor. Montessori percaya bahwa anak harus pertama kali
dihadapkan dengan alam melalui perawatan terhadap tanaman dan binatang.
ASPEK
4: KEINDAHAN DAN NUANSA
Lingkungan
Montessori harus sederhana. Semua yang ada didalamnya harus memiliki desain dan
kualitas yang baik. Tema warna harus menunjukkan kegembiraan. Nuansa ruangan
harus terkesan santai dan hangat sehingga mengundang anak untuk bebas
berpartisipasi aktif.
ASPEK
5: ALAT BERMAIN MONTESSORI (MONTESSORI MATERIALS)
Yang
dimaksud dengan Montessori Materials di sini adalah bukan semata-mata alat
bermain. Tapi semua benda yang ada dalam lingkungan. Tujuan dari semua benda
itu bukan bersifat eksternal untuk mengajar anak keterampilan. Tapi tujuan
utamanya adalah bersifat internal yaitu membantu perkembangan fisik dan
pembangunan diri anak. Montessori mengatakan, ”Hal penting pertama perkembangan
anak adalah konsentrasi … Ia harus menemukan cara bagaimana berkonsentrasi, dan
oleh karenanya mereka membutuhkan benda-benda yang dapat membuatnya
berkonsentrasi… karena itulah pentingnya sekolah kita mendasarkan pada hal ini.
Yaitu tempat dimana mereka dapat menemukan aktifitas yang memungkinkan mereka
melakukan konsentrasi.”
Benda-benda
atau alat-alat bermain harus membantu pembentukan internal anak. Oleh karenanya
benda atau alat bermain tersebut harus sesuai dengan kebutuhan internal anak.
Artinya, benda-benda dan atau alat-alat bermain tersebut haris disajikan atau
diberikan pada momen yang sesuai dengan perkembangan mereka. Montessori
menyebutkan beberapa prinsip dalam penggunaan benda dan atau alat bermain dalam
kelas Montessori sebagai berikut:
· Setiap benda atau alat bermain harus memiliki tujuan dan
bermakna bagi anak;
Setiap benda atau alat bermain harus harus menunjukkan perkembangan dari sederhana ke rumit dalam desain dan penggunaannya.
Setiap benda atau alat bermain dirancang untuk menyiapkan anak secara tidak langsung untuk belajar ke depan.
Setiap benda atau alat bermain dimulai dari expesi kongkrit dan secara bertahap mengarahkan mereka pada representasi yang lebih abstrak.
Setiap benda atau alat bermain dirancang agar memungkinkan terjadinya auto-edukasi. Artinya kontrol kesalahan berada pada benda tersebut bukan pada guru. Kontrol kesalahan ini akan membimbing anak dalam menggunakan benda tersebut dan memungkinkan ia menyadari kesalahannya sendiri dan memperbaikinya.
Setiap benda atau alat bermain harus harus menunjukkan perkembangan dari sederhana ke rumit dalam desain dan penggunaannya.
Setiap benda atau alat bermain dirancang untuk menyiapkan anak secara tidak langsung untuk belajar ke depan.
Setiap benda atau alat bermain dimulai dari expesi kongkrit dan secara bertahap mengarahkan mereka pada representasi yang lebih abstrak.
Setiap benda atau alat bermain dirancang agar memungkinkan terjadinya auto-edukasi. Artinya kontrol kesalahan berada pada benda tersebut bukan pada guru. Kontrol kesalahan ini akan membimbing anak dalam menggunakan benda tersebut dan memungkinkan ia menyadari kesalahannya sendiri dan memperbaikinya.
KESIMPULAN
Ada beberapa aspek penting yang harus dipahami betul oleh guru atau pendidik dalam metode pendidikan Montessori. Aspek-aspek tersebut adalah sebagai berikut:
Ada beberapa aspek penting yang harus dipahami betul oleh guru atau pendidik dalam metode pendidikan Montessori. Aspek-aspek tersebut adalah sebagai berikut:
· Konsep kebebasan; melalui kebebasan-kebebasan dalam kelas
Montessori, maka anak akan memperoleh kesempatan-kesempatan unik terhadap
tindakannya sendiri. Mereka akan menyadari segala konsekuensi atas apa yang ia
lakukan baik terhadap dirinya maupun orang lain, mereka belajar membuktikan
atau menguji dirinya terhadap batasan-batasan realistiss, mereka akan belajar
tentang apa saja yang membuat ia atau orang lain merasa puas atau sebaliknya
merasa kosong dan tidak puas atau kecewa. Peluang untuk mengembangkan
pengetahuan diri (self-knowledge) inilah yang merupakan hasil penting dari
kebebasan yang kita ciptakan dalam kelas Montessori.
Struktur dan Keteraturan; hanya dalam lingkungan yang dirancang dengan tepat dan benar, yaitu terstruktur dan teratur, anak dapat mengkategorisasikan persepsinya yang pada akhirnya nanti akan membentuk pemahaman mereka yang benar terhadap realistis dunia.
Realistis dan Alami; dalam konsep pendidikan Montessori, segala sesuatunya harus dirancang sedemikian rupa agar sealami dan serealistis mungkin, baik lingkungan indoor mapun outdoor. Dengan cara ini mereka mengembangkan disiplin diri dan keamanan yang dia perlukan untuk menggali dunia eksternal dan internal mereka dan untuk menjadikan mereka pengamat realistiss hidup yang aktif dan apresiatif.
Keindahan dan Nuansa; unsur-unsur keindahan, keceriaan, baik secara fisik maupun non fisik dalam lingkungan kelas Montessor sangat penting untuk mengundang anak berpartisipasi aktif dengan bebas dan spontan.
Benda atau Alat Bermain Montessori; harus membantu pembentukan internal anak. Oleh karenanya benda atau alat bermain tersebut harus sesuai dengan kebutuhan internal anak. Artinya, benda-benda dan atau alat-alat bermain tersebut haris disajikan atau diberikan pada momen yang sesuai dengan perkembangan mereka.
Struktur dan Keteraturan; hanya dalam lingkungan yang dirancang dengan tepat dan benar, yaitu terstruktur dan teratur, anak dapat mengkategorisasikan persepsinya yang pada akhirnya nanti akan membentuk pemahaman mereka yang benar terhadap realistis dunia.
Realistis dan Alami; dalam konsep pendidikan Montessori, segala sesuatunya harus dirancang sedemikian rupa agar sealami dan serealistis mungkin, baik lingkungan indoor mapun outdoor. Dengan cara ini mereka mengembangkan disiplin diri dan keamanan yang dia perlukan untuk menggali dunia eksternal dan internal mereka dan untuk menjadikan mereka pengamat realistiss hidup yang aktif dan apresiatif.
Keindahan dan Nuansa; unsur-unsur keindahan, keceriaan, baik secara fisik maupun non fisik dalam lingkungan kelas Montessor sangat penting untuk mengundang anak berpartisipasi aktif dengan bebas dan spontan.
Benda atau Alat Bermain Montessori; harus membantu pembentukan internal anak. Oleh karenanya benda atau alat bermain tersebut harus sesuai dengan kebutuhan internal anak. Artinya, benda-benda dan atau alat-alat bermain tersebut haris disajikan atau diberikan pada momen yang sesuai dengan perkembangan mereka.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar