Kamis, 03 Januari 2013

permainan congklak terhadap kognitif anak



Permainan congklak terhadap kognitif anak



Kita, para orang tua kerapkali terus saja kebingungan bagaimana membuat anak-anak giat belajar dan tidak keasyikan bermain. Sisi lain para ahli pendidikan dan juga perkembangan anak mengajukan seribu alasan, bahwa bermain merupakan hal yang bermanfaat bagi anak-anak. Terlebih masa-masa kecil yang dianggap sebagai The golden age, adalah masanya bermain. Dan setiap ‘pelajaran’ yang ingin disampaikan oleh orang tua atau pendidik akan menjadi lebih bermakna bila dilakukan melalui permainan atau sambil bermain.
Dari dialog yang seringkali penulis alami dengan para orang tua atau pendidik anak usia dini, pertanyaan yang muncul adalah , bagaimana mengajarkan suatu ‘kemampuan atau keterampilan’ terutama membaca dan berhitung melalui permainan. Meskipun permainan tidak hanya sebagai media untuk mengajarkan kemampuan kognitif semata. Pendidikan kita tidak dapat dipungkiri masih mengagungkan kemampuan berpikir logis sebagai hal yang utama. Terlepas dari itu semua, seberapa banyak hal yang dapat kita ajarkan melalui permainan tertentu, menjadi begitu relevan. Kita tidak perlu meragukan bahwa permainan itu begitu menyenangkan sekaligus memiliki manfaat yang luar biasa .
Secara umum bermain dan permainan pada anak memiliki manfaat sebagai berikut:
  • Keceriaan dan kesenangan
  • Keterampilan baru dalam bentuk perkembangan fisik, motorik kasar dan motorik halus.
  • Sosialisasi (perkembangan sosial)
  • Mengenal aturan
  • Keberhasilan dalam mengikuti permainan membuat anak semakin percaya diri
  • Membantu perkembangan berpikir (berhitung dan membaca), antara lain mengenal konsep besar dan kecil, panjang, pendek, dll. Mengenal peran, merangsang imajinasi dan fantasi dan memperluas wawasan.
  • Perkembangan emosi dengan mengekspresikan perasaan, membantu mengatasi emosi yang negative dan melatih emosi.
Kali ini kita akan lebih mengenal kembali Congklak,  permainan yang pernah kita alami dulu ketika masih kanak-kanak dan membahas manfaat yang dapat kita ajarkan kepada anak-anak kita, sekaligus melestarikan kebudayaan lokal kita yang sudah hampir punah. Semoga para orang tua dapat terinspirasi kembali dan mau berbagi kesenangan dengan anak-anaknya di rumah.
Siapa yang tidak mengenal permainan congklak? Sejak kecil kita sering memainkan salah satu jenis permainan ini, entah dari mana asalnya kita belajar begitu saja dari kakak atau teman sebaya yang kebetulan telah mengetahui lebih dulu. Sampai saat ini pun masih banyak yang memainkannya meskipun seorang anak teman saya yang berusia 6 tahun baru mengenalnya kemarin saat bertandang ke rumah kami. Tetapi permainan ini begitu mudah diajarkan sehingga setiap orang, baik dewasa ataupun anak-anak pasti keranjingan. Ini adalah salah satu permainan favorit anak saya dan telah berjasa banyak mengajarkan banyak hal yang luar biasa sejak ia berusia 3 tahun.
Alat permainan; Permainan congklak dimainkan dengan menggunakan landasan lonjong dimana terletak deretan berlubang. Lubang masing-masing sedalam 2 cm dan berdiameter sekitar 6 cm berbaris berpasangan. Jumlah lubang biasanya 5-9 pasang ditambah masing-masing 1 buah disisi ujung barisnya, dua lubang terakhir biasanya lebih besar dan lebar sebagai lumbung/indung.
Jadi jumlah lubang antara 12 sampai 20 buah. Permainan biasanya menggunakan kuwuk (sejenis kerang laut), biji-bijian, atau batu kerikil, kita sebut saja biji congklak. Jumlah biji tergantung jumlah pasangan lubangnya. Jadi bila menggunakan lubang 5 pasang, maka tiap luang diisi lima butir, demikian juga bila menggunakan lubang 7 pasang, maka tiap lubang diisi 7 butir. Jadi jumlah biji yang digunaka adalah jumlah lubang pasangan kali dua kali jumlah masing-masing butir (contoh ; 5 x 2 x 5 = 50 butir).
Ketika saya masih kecil, kami membuat sendiri lubang-lubang ini ditanah pekarangan rumah dan kami mengumpulkan kerikil batu kecil untuk memainkannya. Sekarang orang tua bisa menemukan peralatan permainan congklak di penjual kaki lima lengkap dengan kuwuk dengan harga yang terjangkau. (tolong dibuat visualisasi dalam sketsa dan fotonya)
 Aturan permainan:
  1. Pemainan dilakukan oleh dua orang, masing-masing saling berhadapan dengan papan congklak di antara mereka.
  2. Setiap lubang berpasangan diisi biji congklak sesuai dengan jumlah pasangan congklaknya.
  3. permainan dimulai bersama-sama sampai salah satu pemain kehabisan biji congklak di tangannya. Kemudian permainan dilakukan secara bergiliran sampai seluruh biji congklak habis..
  4. Permainan congklak dilakukan dengan mengambil salah satu isi di lubang congklak kemudian sesuai arah jarum jam membagi masing-masing satu biji congklak yang berada di tangan pada setiap lubang yang dilewati termasuk lubang induk, setiap biji habis maka pemain langsung mengambil isi dilubang terakhir termasuk biji terakhir tersebut dan membagikannya kembali. Demikian terus menerus sampai pemain menemukan lubang yang kosong dan ia berhenti. Dengan demikian giliran bermain pindah pada lawannya.
  5. Bila salah satu pemain berhenti pada lubang yang pasangan didepannya terdapat sejumlah biji congklak, maka semua biji congklak yang ada di lubang pasangannya tersebut boleh dimilikinya dan masuk ke lubang induknya. Hal ini sering disebut nembak.
  6. Setiap pemain hanya mengisi lubang induknya sendiri. Pemain yang pada akhir permainan memiliki jumlah biji conglak yang lebih banyak adalah pemenangnya. Tetapi itu hanya sementara, karena permainan bila di ulang terus menerus sampai salah satu pemain benar-benar kehabisan biji congklaknya dan bangkrut.
  7. Bila permainan dilanjutkan dan salah satu pemain tidak mampu mengisi semua lubang congklaknya ia disebut pecong. Tetapi permainan dimulai dari orang yang terakhir main dengan biji congklaknya pada permainan sebelumnya.
  8. Bila salah satu pemain sudah sangat berkurang biji congklaknya, isi setiap lubang congklak juga dapat dikurangi berdasarkan kesepakatan, misalnya hanya 3 butir pada setiap lubang meskipun menggunakan congklak 5 pasang.
  9. Pemainan congklak juga bisa dihentikan meskipun belum ada pemain yang benar-benar bangkrut.
  10. Permainan congklak sering menghabiskan waktu tanpa terasa dan biasanya berhenti karena benar-benar bosan. Benar-benar keranjingan.
Permainan congklak ini telah membantu saya mengajarkan banyak hal pada anak saya dan juga dapat anda lakukan pada semua orang, kecil maupun besar. Hal berikut ini adalah beberapa diantaranya.
  1. Salah satu metoda saya mengajarkan matematika dasar pada anak usia 3 tahun yaitu mengenai konsep jumlah, menghitung , membagi, dan perkalian. Kira-kira demikian; Ayo nak kita isi lubangnya, ada lima, 1,2,3,4,5. Ada berapa jumlah semuanya? 5 + 5 = 10. ada 2 lubang masing-masing ada 5 biji, jadi semuanya ada berapa? 2 x 5 = 10. Kamu punya 20 biji, kita bagi 5 yu! Jadi cukup untuk berapa lubang? Oh untuk 4 lubang ( 20: 5 = 4) Demikianlah matematika adalah pelajaran yang paling menyenangkan. Apakah ada yang bosan? Tidak pernah!!
  2. Mengajarkan aturan permainan ini sangat mudah, tapi mengajarkan anak untuk patuh pada aturan mainnya adalah memerlukan proses pendidikan tersendiri, apalagi bila anak tidak mau kehabisan biji congklak dan menunggu lawannya untuk selesai bermain dan mendapatkan giliran kembali. Menyakinkan anak untuk menerima kekalahan dan tetap termotivasi untuk bermain agar ia bisa menang dengan jujur, juga perlu proses yang cukup seru. Ini adalah cara yang tepat untuk melatih pengendalian emosi anak. Banyak anak-anak yang akhirnya marah atau menangis. Tapi bila kita menemukan keasyikan dalam permainan ini, kita berkesempatan untuk terus melatih ketahanannya. Berlatih bersabar menunggu giliran, mengawasi cara bermain lawan dengan seksama, dan mengatasi kekecewaan.
  3. Perlu sedikit ketegasan dalam mendidik anak kita untuk jujur atau tidak mengakali mengisi biji congklak supaya tidak mati dan terus menerus bermain dan akhirnya mengumpulkan biji congklak sebanyak-banyaknya dengan cara yang curang! Wah ini adalah cara menanamkan moralitas secara nyata, anak melihat akibat langsung dari perbuatannya dan menimbang nilai-nilai yang positif dan negative sekaligus menanamkan kejujuran sebagai acuan dalam berperilaku. Semoga anak-anak kita tidak berani menyontek, mencuri, berbohong atau bermain curang ketika ia besar. Demikian juga bila ia menjadi seorang pejabat, ia pasti tahu bahwa korupsi adalah merusak hati nuraninya, wah!!
  4. Siapa bilang congklak permainan yang mudah, mudah memainkannya tapi siapa yang mampu mengalahkan lawan dengan cepat?? Kami seringkali harus berhenti karena sudah pegal, atau menghabiskan terlalu banyak waktu dan memutuskan permainan untuk melanjutkan pada aktivitas yang lain. Dalam permainan ini dibutuhkan strategi, kejelian, daya ingat yang kuat untuk mengatur permainan agar berhasil, tentu saja. Dan kesenangan terakhir adalah ketika kita berhasil mengalahkan lawan kita.
  5. Bermain congklak tentu saja akan melatih anak berinteraksi social dan meningkatkan kepercayaan diri anak tanpa kehilangan makna keceriaan dalam bermain itu sendiri.
  6. Meskipun seseorang lebih berpengalaman bermain congklak namun dibutuhkan kreatifitas untuk mengubah strategi bila permainan ternyata berjalan tidak seperti yang direncanakan. Pengalaman saya bermain congklak ternyata melahirkan strategi permainan yang kreatif , ide-ide baru yang tidak diduga dan kadang-kadang tidak terpikirkan oleh kita. Mungkin saja anak anda akan lebih kreatif dan pasti dapat mengalahkan anda yang sudah berpengalaman.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar